loading…
Sri Lestari Yuniarti, Widya Prada Ahli Muda Di Ditjen GTK Kemendikdasmen. Foto/Dok Pribadi.
Widya Prada Ahli Muda Di Ditjen GTK Kemendikdasmen
Siswa nakal dikirim Hingga barak militer. Ide Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tersebut ramai diberitakan belakangan ini. Gagasan tersebut Sesudah Itu diformulasi menjadi Keputusan, dan sudah diterapkan mulai bulan Mei ini.
Nakal yang disebutkan Gubernur Jawa Barat tersebut merujuk Di perilaku siswa yang melanggar norma agama, sosial, dan Pembelajaran. Tidak patuh Di orang tua, sering melanggar peraturan sekolah, terlibat tawuran, dan bentuk Kekejaman lainnya adalah contoh penyebabnya.
Angka Kekejaman Di kalangan siswa remaja memang tidak pernah surut. Tindak Kekejaman yang dilakukan pun makin sadistik. Tidak lagi hanya melukai, berita terenggutnya nyawa ulah anak dan remaja juga Menimbulkan Kekhawatiran.
Survei Nasional Penghayatan Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) yang dipimpin Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA, 2024) menyebutkan sebanyak 11,5 juta atau 50,78% anak usia 13-17 tahun, pernah Merasakan salah satu bentuk Kekejaman atau lebih Di sepanjang hidupnya.
Di Penghayatan yang lebih Terbaru, yaitu Untuk 12 bulan terakhir, diperkirakan sebanyak 7,6 juta anak usia 13-17 tahun atau 33,64% Merasakan salah satu bentuk Kekejaman atau lebih. Meski demikian, diduga angka tersebut bisa saja lebih besar, mengingat secara faktual, remaja enggan melaporkan peristiwa Kekejaman yang dialaminya.
Terpantik Lantaran Kejadian Luar Biasa yang memprihatinkan tersebut, Dedi Mulyadi Memperkenalkan gebrakan. Banyak pihak telah Menyatakan Pendapatnya atas gebrakan tersebut. Tetapi, bagaimana sebaiknya penanganan problem siswa nakal?
Betulkah Masa Remaja Masa Krisis?
Badan Kesejajaran dunia, World Health Organization (WHO) mengatakan remaja merupakan Komunitas yang berada Di rentang usia 10 sampai 19 tahun. Santrock mendefinisikan masa remaja sebagai masa peralihan Untuk masa anak–anak Di Hingga arah dewasa, yang ditandai Bersama perubahan fisik maupun emosi. Stanley Hall menggambarkannya masa yang penuh Bersama konflik dan ketegangan.
Di dasarnya, setiap fase perkembangan Memperoleh pokok masalahnya masing-masing. Tetapi, ketika remaja dihadapkan Di permasalahan, ada kecenderungan Berencana kesulitan Sebagai mengatasinya sendiri.
Hal ini dikarenakan mereka yang Ditengah Melakukanupaya menemukan identitas pribadi mereka, mencari siapa diri mereka, tetapi Di sisi lain ada kecenderungan juga mereka ingin dilihat Dari dunia.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Ketika Siswa Nakal Masuk Barak