Jakarta –
Operasi pengangkatan rahim Di istilah medis dikenal sebagai histerektomi. Bergantung Di alasan tindakan, operasi ini bisa melibatkan pengangkatan organ dan jaringan lain Di sekitarnya, termasuk ovarium.
Pengangkatan rahim dan ovarium dapat memengaruhi Kesejajaran hormon, Agar menimbulkan berbagai perubahan, termasuk masalah Keadaan yang berkaitan Bersama usia. Simak penjelasan lengkap mengenai prosedur histerektomi dan dampaknya Untuk tubuh berikut ini.
Penyakit yang Diatasi Bersama Operasi Pengangkatan Rahim
Penyedia layanan Keadaan seringkali menyarankan Perawatan alternatif Sebelumnya merekomendasikan operasi pengangkatan rahim. Hal itu sebagian besar bergantung Di alasan diperlukannya operasi pengangkatan rahim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip Di laman Healthline, terkadang Perawatan yang dilakukan tidak membantu, Agar operasi merupakan satu-satunya pilihan Untuk mengatasi Penyakit. Praktisi Medis bedah Berencana melakukan operasi angkat rahim Untuk mengobati:
- Pendarahan vagina yang tidak normal
- Nyeri panggul yang parah
- Fibroid rahim dan tumor non kanker lainnya
- Endometriosis parah
- Prolaps uterus yang bisa menyebabkan inkontinensia urine atau inkontinensia tinja
- Kanker serviks, ovarium, atau rahim
- Kebugaran Di lapisan rahim, seperti hiperplasia atau adenomiosis
- Komplikasi serius Di persalinan, seperti ruptur uteri
Apa yang Terjadi Di Tubuh Sesudah Operasi Pengangkatan Rahim?
Perlu diketahui, Pada seseorang menjalani operasi pengangkatan rahim dan ovarium, produksi estrogennya menurun drastis. Hormon ini bertanggung jawab atas sejumlah fungsi tubuh.
1. Menopause
Jika Praktisi Medis mengangkat ovarium, maka kemungkinan pasien Berencana segera memasuki masa menopause. Dari Sebab Itu, selain efek Di operasi yang umum, kemungkinan pasien Berencana Merasakan Tanda-Tanda menopause.
Tetapi, jika Praktisi Medis mempertahankan ovarium, maka pasien tidak Berencana memasuki masa menopause. Di Situasi Ini, pasien tetap kehilangan kemampuan Untuk hamil, tapi ovarium Berencana terus memproduksi hormon.
Kendati demikian, dikutip Di laman UPMC Health Beat, meski ovarium dipertahankan, kadar hormon Bisa Jadi menurun. Agar, pasen Bisa Jadi juga Berencana Merasakan menopause beberapa tahun lebih awal. Adapun Tanda-Tanda atau tanda mendekati menopause meliputi:
- Periode menstruasi tidak teratur, lebih berat atau lebih ringan Di biasanya.
- Rasa panas membara.
- Keringat malam.
- Tidur terganggu atau sulit tidur.
- Perubahan suasana hati.
- Kecemasan atau mudah tersinggung.
- Kekeringan vagina.
- Kurang tertarik Di seks.
2. Bisa Mempercepat Tanda Penuaan Di Fisik
Operasi pengangkatan rahim tidak Berencana menyebabkan rambut beruban atau kulit keriput. Tetapi, penurunan hormon wanita secara bertahap atau tiba-tiba, terutama estrogen bisa mempercepat tanda-tanda penuaan Di fisik. Pada kadar estrogen turun secara signifikan, masalah Keadaan Yang Terkait Bersama usia juga bisa dialami.
Estrogen diketahui membantu menjaga kepadatan tulang. Orang yang kehilangan hormon ini secara tiba-tiba berisiko Memperoleh kepadatan mineral tulang yang rendah. Hal ini bisa menyebabkan artritis dan osteoporosis.
Di Di Itu, hilangnya estrogen juga berkaitan Bersama percepatan hilangnya jaringan yang biasanya berkaitan Bersama penuaan. Selain masalah Keadaan Yang Terkait Bersama usia, hilangnya estrogen tiba-tiba dikaitkan Bersama risiko:
- Penyakit Jantung
- Stroke
- Depresi
- Kecemasan
Estrogen juga berperan Di penampilan. Hormon ini membantu elastisitas kulit Untuk tetap elastis dan bercahaya. Seiring menurunnya estrogen, kulit Bisa Jadi lebih mudah Menunjukkan tanda-tanda penuaan.
(elk/suc)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Benarkah Operasi Angkat Rahim Bikin Cepat Tua? Ini Faktanya