Perangi Penyalahgunaan Jabatan dan Jaga Nilai Mata Uang, Ekonom Dukung Aturan Redenominasi

JAKARTA – Wacana redenominasi atau pemotongan harga Kurs Matauang Uang Negara Indonesia kembali mengemuka Setelahnya didengungkan Dari Kementerian Keuangan. Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, langkah ini dinilai wajar dan strategis, tidak hanya Sebagai efisiensi transaksi tetapi juga sebagai instrumen Sebagai Berusaha Mengatasi tantangan Penyalahgunaan Jabatan dan menjaga Nilai Mata Uang Uang Negara Indonesia Bersama pelemahan Lebih Jelas.

Ibrahim mengingatkan Permasalahan redenominasi bukanlah hal Mutakhir. Wacana ini pertama kali digulirkan Ke masa Pemimpin Negara Susilo Bambang Yudhoyono, Disekitar tahun 2010, ketika Nilai Mata Uang Uang Negara Indonesia sudah berada Ke atas Rp9.000 per Kurs Matauang Amerika AS.

“Kita harus ingat bahwa redenominasi itu sudah mulai digulirkan Ke tahun 2010. Di itu Uang Negara Indonesia ini sudah Ke atas Rp9.000 Di itu,” ujar Ibrahim Di keterangannya, Sabtu (15/11/2025).

Baca Juga: Purbaya Lempar Hingga Bankindonesia soal Redenominasi Uang Negara Indonesia: Bukan Wewenang Kemenkeu

Sosialisasi redenominasi, yang secara kewenangan seharusnya dilakukan Dari Bank Indonesia (Bankindonesia), telah masif dilakukan hingga 2015-2017, membuat Kelompok Bersama berbagai lapisan sudah mengenal Prototipe ini.