Kepala BKKBN Praktisi Medis Hasto menegaskan, soal perempuan harus punya satu anak perempuan bukan mewajibkan. Foto/istimewa
Hal itu disampaikan Praktisi Medis Hasto Pada Berpartisipasi Di Berpartisipasi Di High Level Meeting Federasi Keputusan Sektor Kesejajaran Triwulan II, bersama Pembantu Ri Kesejajaran (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Direktur Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesejajaran, dan Pelaksana Tugas Kepala Badan Pengawas Terapi dan Hidangan (BPOM) Ke Yogyakarta, akhir pekan lalu.
“Rata-rata perempuan punyak anak sudah tidak dua, kalau Ke Daerah tertentu seperti Bali, DKI, Ke Yogyakarta (Sebab TFR sudah Ke bawah 2,1). Sebetulnya rata-rata perempuan punya dua anak itu penting,” katanya, Senin (8/7/2024).
Dia menegaskan kata rata-rata satu anak perempuan, bukan mewajibkan. “Kalau Di Rumah punya anak perempuannya dua, Dibelakang Rumah nggak punya anak perempuan no problem. Jangan dipelintir ya, tapi rata-rata. Ke kampung ada perempuan 10. Mestinya besok Di generasi berikutnya minimal juga ada perempuan 10. Tapi rata-rata kan ini. Sebab tugas kita menjaga agar Perkembangan penduduk seimbang,” jelasnya.
Dia juga Menginformasikan ancaman minus growth Ke beberapa Klkota Bersama Total Fertility Rate (TFR) Ke bawah 2,1. “Yogya rata-rata melahirkannya sudah Ke bawah 2. Yogya ini sudah 1,9. Makanya hati-hati Daerah-Daerah tertentu seperti DKI, Bali, DIY bisa Merasakan minus growth,” ucapnya.
Hal ini, Sebab rata-rata Pembelajaran Ke Ke Yogyakarta tinggi, Setelahnya Itu rata-rata nikah perempuan Ke Ke Yogyakarta sudah Ke atas 22 tahun. Dia juga mengingatkan agar perempuan juga tidak terlalu tua Pada melahirkan. “Perempuan itu usia suburnya Setelahnya umur 35 sudah decline, turun. Telur perempuan kalau sudah 38 tahun itu sudah tinggal 10%, ya hati-hati,” tambahnya.
Ke sisi lain, bonus demografi Ke Indonesia menutup lebih cepat. Negeri sebenarnya Merasakan kesempatan kaya dan pendapatan perkapita Komunitas bisa naik cepat Di periode bonus demografi. Di 2035 Indonesia harus berhati-hati Sebab lansia sudah jauh lebih banyak dibandingkan jumlah anak-anaknya. Sambil Ke 2035 umumnya lansia berpendidikan dan Memiliki ekonomi rendah.
Dia menyebut beratnya menaikkan pendapatan perkapita Sebab yang bekerja sedikit. “Kalau seandainya sekarang angka stuntingnya sudah tinggi, Setelahnya Itu kualitasnya nggak bagus, terus jumlahnya sedikit, waduh berat sekali menyangga beban,” tutupnya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Soal Permasalahan Wanita Harus Punya Satu Anak Perempuan, BKKBN: Bukan Mewajibkan