Pelaku serangan meminta tebusan fantastis sebesar USD8 juta atau setara Rp131,3 triliun Untuk memulihkan data yang dienkripsi.
Gara-gara serangan tersebut, layanan ratusan instansi pemerintah Hingga tingkat pusat dan Lokasi terganggu.
Ransomware sendiri telah menjadi momok menakutkan Untuk individu, perusahaan, dan Justru pemerintah Hingga seluruh dunia.
Serangan siber ini tidak hanya melumpuhkan sistem vital, tetapi juga memeras korban Bersama Permintaan tebusan yang besar.
Di dekade terakhir, serangan ransomware telah Menimbulkan Kekhawatiran secara signifikan, menargetkan berbagai sektor, termasuk pemerintah.
Apa Itu Ransomware?
Pakar Perlindungan siber Alfons Tanujaya mengatakan, ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi file atau sistem korban, Agar tidak dapat diakses tanpa Kunci dekripsi khusus.
Striker Setelahnya Itu Akansegera meminta tebusan, biasanya Di bentuk Kurs Matauang kripto seperti Bitcoin, sebagai imbalan atas Kunci dekripsi tersebut.
Jika korban tidak membayar tebusan Di batas waktu yang ditentukan, data mereka Bisa Jadi Akansegera hilang selamanya atau Justru dipublikasikan Hingga Jaringan.
“Ransomware atau apapun namanya, Akansegera selalu Terbaru. Setiap kali ransomware berhasil menyerang dia Akansegera melakukan Aksi Massa bersih-bersih menghilangkan jejaknya Agar bisa digunakan lagi,” beber Alfons Di dihubungi Dari SINDONews.
“Semua ransomware kerjanya hanya satu. Enkripsi data dan eksploitasi, dijual kalau korbannya tidak mau membayar,” ungkap Alfons lagi.
Modus Operandi Ransomware
Serangan ransomware biasanya dimulai Bersama email phishing yang berisi lampiran atau tautan berbahaya. Ketika korban membuka lampiran atau mengklik tautan tersebut, malware ransomware Akansegera terinstal Hingga Alat mereka.
Malware ini Setelahnya Itu Akansegera mulai mengenkripsi file atau sistem korban. Setelahnya proses enkripsi selesai, Striker Akansegera menampilkan pesan tebusan yang berisi instruksi tentang cara membayar tebusan dan mendapatkankuncidekripsi.
(dan)
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Ancaman Siber yang Melumpuhkan Sistem dan Memeras Korban