Jakarta –
Stroke masih menjadi salah satu penyebab utama kematian Di Indonesia, tercatat sebanyak 18,5 persen Untuk total Peristiwa Pidana fatal. Data Survei Kesejajaran Indonesia (SKI) 2023 Menunjukkan prevalensi stroke Malahan berada Di 8,3 per 1.000 penduduk.
Direktur Utama Puskesmas Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof Dr dr Mahar Mardjono, dr Adin Nulkhasanah SpS, MARS, menyebut tingginya kematian stroke dilatarbelakangi banyak hal. “Kematian akibat stroke ini sebenarnya seperti berlomba-lomba Didalam kematian akibat jantung,” beber dia kepada detikcom Rabu (29/10/2024).
“Ada banyak faktor, yang pertama window period-nya pendek, artinya kalau tidak Merasakan penanganan segera, Kemungkinan kesembuhannya Lebihterus rendah,” lanjut dia.
Keterlambatan penanganan ditegaskan dr Adin bermula Untuk ketidaksadaran Berencana Tanda. Tidak sedikit yang menurutnya mengabaikan sejumlah keluhan Sebelumnya akhirnya bertambah parah.
“Didalam anggapan, paling nanti sembuh sendiri,” lanjut dia.
Untuk sehari, RS PON Memperoleh lebih Untuk 700 pasien Didalam catatan 70 persen Di antaranya Merasakan stroke. Sayangnya, banyak pasien kini dilaporkan Lebihterus muda, alias berada Di bawah 40 tahun.
Untuk kesempatan yang sama, Direktur Medik dan Keperawatan RS PON dr Reza Aditya Arpandy, SpS, merinci pernah menangani pasien termuda Di usia 17 tahun. Peristiwa Pidana tersebut dipicu riwayat genetik. Meski begitu, ‘bakat’ kekambuhan stroke Lantaran genetik juga bisa diawali Didalam Cara Hidup tidak sehat.
“Definisi stroke usia muda itu 45 tahun Di bawah, memang trennya Lebihterus bergeser, mulai banyak pasien muda. Saya sendiri pernah menangani pasien termuda Di usia 17 tahun,” kata dr Reza.
“Kalau usia muda ada faktor kelainan Di tubuh, Walaupun Cara Hidup juga berpengaruh, tetapi dia punya kelainan darah Agar menyebabkan darahnya sangat kental Agar berisiko menyebabkan gumpalan darah tidak normal,” jelasnya.
dr Reza mewanti-wanti sejumlah faktor risiko yang memicu peningkatan terkena stroke, salah satunya terbiasa mengonsumsi Minuman cepat saji.
“Ada pergeseran pola hidup yang Sebelumnya kita masih bisa makannya sehat-sehat, sekarang bergeser Didalam Sebab Itu banyak junk food, Minuman tinggi garam, tinggi lemak, Olah Raga berkurang,” sorotnya.
Ia berpesan agar Kelompok selalu menyempatkan diri aktif bergerak, minimal 30 menit Untuk sehari. Bisa Didalam berjalan kaki Untuk keseharian.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Kesalahan Individu Warga +62 yang Bikin Peristiwa Pidana Stroke Masih Sulit Ditangani