Jakarta –
Layang-layang lumrah Dikatakan sebagai permainan anak-anak. Tetapi rupanya, layang-layang Memperoleh nilai Karyaseni dan Kebiasaan Global, juga Dikatakan sakral Ke sejumlah tempat.
Asep Irawan, perajin layang-layang yang berasal Bersama Bandung, kini selain menjadi Manajer dan perajin, ia juga menjadi seorang pemandu Ke Museum Layang-layang Jakarta, menjelaskan makna mendalam tentang layang-layang. detikTravel berkesempatan Sebagai berbincang-bincang tentang layang-layang Ke Kamis (27/6/2024).
Sudah Sebelum kecil ia membuat layang-layang. Kebolehannya Untuk membuat layang-layang ternyata turun Bersama sang ayah yang juga seorang pengrajin layang-layang. Puluhan tahun telah ia habiskan Sebagai membuat layang-layang, Asep menjelaskan layang-layang digunakan bukan hanya sebagai permainan dan bukan hanya layang-layang aduan saja tapi juga banyak macamnya yang dipakai sebagai alat Sebagai mengucap rasa syukur.
Ia menceritakan tentang layang-layang yang ada Ke Bali. Jika kita yang tinggal Ke Jakarta biasa mengenal layang-layang hanya berbentuk diamond, tetapi Pulau Dewata Memperoleh keragaman layang-layang yang menakjubkan. Sangat bervariasi.
Sesudah Itu, Ke Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara layang-layang begitu kental Bersama sebuah Kebiasaan. Layang-layang khas Lokasi itu disebut Kaghati Kolope yang terbuat Bersama daun ubi gadung.
“Kalau Ke Muna, Sulawesi Tenggara itu kalau nerbangin layang-layang Kaghati itu terbuat Bersama daun. Itu masyarakatnya nerbangin semua, terus kalau habis nerbangin itu layang-layangnya Bersama ukuran yang besar itu nggak diancurin tapi ditaruh Ke atas makam Dari Sebab Itu dipakai Sebagai atap,” kata Asep kepada detikTravel.
Dilanjut Ke Lokasi Jawa Barat, ia memaparkan kalau Ke Lokasi tersebut layang-layang diterbangkan Untuk menyambut hari Dari Sebab Itu atau pun kegiatan syukuran. Sesudah Itu perlombaan layang-layang itu disandingkan Bersama pagelaran Karyaseni dan Kebiasaan Global lainnya seperti adu domba, pencak silat, rampak kendang, dan lain-lain.
“Kalau Ke sana ada adu tarik sama adu ulur tapi yang paling asyik itu adu ulur. Itu yang mainnya orang-orang tua biasanya pakai Busana ciri khas Jawa Barat ya pangsi,” ujar dia.
Sesudah selesai perlombaan hadiah yang diberikan tidak dinikmati Dari sang Mendominasi saja, melainkan hadiah yang berupa uang itu Akansegera dibelikan beberapa domba Sebagai nantinya diolah dan dinikmati Dari para Manajer layang-layang. Ini lah yang menjadikan layang-layang bukan hanya sekadar permainan tapi juga lebih Bersama itu melibatkan kebersamaan dan kerukunan.
“Ke Di Itu ada pake alat Alunan kendang juga Dari Sebab Itu Karyaseni Kebiasaan Global Ke Jawa Barat itu ngumpul semua,” ujar Asep.
Adapun ia menjelaskan menerbangkan layang-layang Ke Jawa Barat tak hanya ketika ada pesta saja, tetapi juga Sesudah panen padi. Dari Sebab Itu para Manajer layang-layang memainkan layang-layangnya Ke sawah yang telah usai Ke panen. Bukan tanpa sebab, selain sebagai ucapan rasa syukur tapi juga sebagai cara Sebagai menggemburkan kembali tanah sawah tersebut.
“Main layang-layang itu sehabis panen padi itu supaya habis panen sawahnya keinjek-injek kan Dari Sebab Itu gembur lagi. Terus misalnya Di padi mulai menguning petani biasanya menerbangkan layangan pake alat bunyi namanya petengan, itu supaya mengusir hama burung atau tikus,” kata Asep.
Berbeda Bersama Ke Kalimantan Selatan, menurut Asep menerbangkan layang-layang Ke Lokasi tersebut Sebelumnya Itu diawali Bersama membakar kemenyan, hal itu sebagai ucapan rasa syukur para petani atas hasil panen yang melimpah. Maka menerbangkan layang-layang adalah rasa syukur mereka kepada alam dan juga sebagai tanda bahwa Ke tempat tersebut Untuk ada upacara.
Layang-layang yang digunakan pun adalah layang-layang khas Lokasi itu yakni dandang laki dan dandang bini. Kedua layang-layang ini juga tidak hanya diterbangkan Di hasil panen berlimpah saja, tapi juga Di ada hajatan pernikahan.
“Layang-layang dandang bini dan dandang laki Ke upacara pernikahan juga dipakai, kalau Ke kita pakai janur nah kalau Ke sana nerbangin layang-layang Dari Sebab Itu itu buat tanda Sebab Ke sana kan banyak pohon-pohon. Dari Sebab Itu sebagai tanda kalau ada dan Ke situ pake alat bunyi juga kan namanya dengung,” ujar dia.
Dan yang lebih berbeda lagi Ke Padang, Sumatera Barat, layang-layang diterbangkan sebagai cara lain memikat lawan jenis. Biasanya layang-layang ini diterbangkan Dari laki-laki yang senang Pada satu perempuan, layang-layang tersebut diterbangkan Bersama ditempelkan lintah hutan yang telah diberi mantra.
Perayaan Seni layang-layang bertaraf internasional digelar Ke Pantai Pasir Putih, Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (29/6/2024). Perayaan Seni layang-layang bernama Jakarta International Kite Perayaan Seni ini digelar 22 Juni hingga 7 Juli 2024. (Grandyos Zafna)
|
Dari Sebab Itu layang-layang ini selain menjadi permainan yang seru, ternyata banyak Kebiasaan dan Kebiasaan Global Ke Indonesia yang menggunakan layang-layang sebagai medianya. Bersama bentuk pun layang-layang ini Memperoleh banyak ragam seperti layang-layang tradisional yang sering kita lihat, layang-layang hias hingga layang-layang 2 dan 3 dimensi.
Sebagai yang penasaran Bersama layang-layang hias yang keren dan berukuran besar, Di ini Ditengah digelar Jakarta International Kite Perayaan Seni yang diselenggarakan Ke Lagoon Beach, Ancol Bersama tanggal 22 Juni sampai 7 Juli 2024.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Layang-layang Bukan Sekadar Permainan, Ada Nilai Karyaseni dan Kebiasaan Global