PLTU Suralaya Berencana disuntik mati Untuk menekan polusi udara. FOTO/Ist
“Dari Sebab Itu kita bahas kemarin, kita Berencana bawa Hingga Diskusi bahwa Suralaya, kita harus menutup yang satu ini. Jika kita menutup Suralaya, saya pikir Dibagian Bersama transisi energi yang adil,” ujar Luhut Di ditemui Hingga JCC Senayan, Jakarta Pusat, Ke Rabu (14/8/2024).
Luhut juga menekankan penghentian PLTU Suralaya ini harus usianya yang sudah sangat tua yaitu lebih Bersama 40 tahun. “PLTU itu kita mau rapatin, nanti yang Suralaya itu kan sudah banyak polusinya ya. Dan sudah lebih 40 tahun,” tegasnya.
Baca Juga: Luhut Tanggapi Soal Kabar Reshuffle Tim Pembantu Presiden Tim Menteri, Ini Katanya
Ia menambahkan, selain menutup PLTU Suralaya, pemerintah juga Berencana terus menggalakkan penggunaan Sepeda Listrik hingga penerapan Aturan ganjil genap.
“Dari Sebab Itu, kita pengen exercise, kita pengen kaji. Kalau bisa kita tutup, supaya Memangkas polusi Jakarta. Hingga Di tadi, Kendaraan Pribadi EV kita dorong Bersama sepeda Kendaraan Bermotor Roda Dua EV Untuk lebih banyak area,” urainya.
“Dan Dari Sebab Itu seperti ganjil genap, Mungkin Saja kita lagi exercise juga. Untuk supaya, itu nanti boleh Kendaraan Bermotor Roda Dua EV Bersama Kendaraan Pribadi EV secara bertahap. Dan Sesudah Itu low sulfur, Energi.”
Baca Juga: Luhut Salahkan Kemenkeu Soal Penanaman Modal Migas yang Seret Di 30 Tahun Terakhir
Sebagai informasi, PLTU Suralaya Memperoleh 7 unit pembangkit Bersama total kapasitas terpasang 3.440 Megawatt (MW). Sebagai salah satu pembangkit listrik terbesar Hingga Indonesia, PLTU Suralaya memproduksi Disekitar 50 persen Bersama total produksi PT Indonesia Power dan menyumbang 17 persen Bersama energi listrik kebutuhan Jawa-Madura-Bali.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Luhut Berniat Suntik Mati PLTU Suralaya, Ini Alasannya