loading…
Regu The Leporidaes menjadi Kampiun utama Untuk ajang bergengsi Microsoft AI for Accessibility Hackathon 2025. Foto: Microsoft Indonesia
Perkembangan yang mengubah cara pandang Pada deteksi dini ini berhasil mengantarkan Regu “The Leporidaes” menjadi Kampiun utama Untuk ajang bergengsi Microsoft AI for Accessibility Hackathon 2025. Mereka tidak hanya menciptakan game, mereka menciptakan harapan.
Sihir Hingga Balik Sang Kelinci Virtual
Bayangkan permainan Hingga mana seorang anak diajak berinteraksi Bersama maskot kelinci yang lucu. Hingga permukaan, ini adalah hiburan biasa. Akan Tetapi, Hingga Di layar, setiap Keterlibatan, setiap respons, dan setiap pola permainan anak dievaluasi Dari serangkaian Metode AI yang kompleks.
NeuroBuddy, yang didukung Dari Keahlian canggih Microsoft Azure Cognitive Services, secara cerdas Membahas data Keterlibatan tersebut Sebagai mencari tanda-tanda awal yang Bisa Jadi mengarah Di Kepuasan neurodivergen.
Ini adalah terobosan, cara ramah anak dan bebas stigma Sebagai menjembatani kesenjangan Di Keahlian, Penyandang Disabilitas, dan deteksi dini.
“Banyak Perkembangan Keahlian, termasuk AI, berawal Untuk upaya menjawab tantangan aksesibilitas,” ujar Dharma Simorangkir, Pemimpin Negara Direktur Microsoft Indonesia. “Inilah bukti bahwa Perkembangan yang lahir Untuk kepedulian Di akhirnya membawa manfaat luas Untuk semua. Hackathon ini menjadi ruang Sebagai mewujudkan misi itu.”
Pertarungan Para Inovator Muda
Unggul “The Leporidaes” tidak diraih Bersama mudah. Mereka harus bertarung melawan 45 Regu lainnya yang juga membawa solusi-solusi brilian. Kejuaraan ini, yang merupakan Dibagian Untuk komitmen Dunia Microsoft senilai USD 25 juta, menjadi ajang pembuktian Untuk para inovator muda Sebagai memecahkan masalah nyata Hingga Komunitas.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Mahasiswa UI Ciptakan AI Permainan Sebagai Deteksi Dini ADHD dan Disleksia