Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengutarakan, Walaupun kenaikan UMP disambut baik Dari sebagian besar pihaknya, Akan Tetapi Keputusan ini membuka Kemungkinan Untuk perusahaan Untuk melakukan efisiensi. Foto/Dok
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) , Solihin mengutarakan, Walaupun kenaikan UMP disambut baik Dari sebagian besar pihaknya, Akan Tetapi Keputusan ini membuka Kemungkinan Untuk perusahaan Untuk melakukan efisiensi. Pasalnya kenaikan tersebut dinilai cukup memberatkan.
“Kalau ditanya (UMP), ya, pasti berat, gitu. Tapi, kalau Anda Ke posisinya (pengusaha), apa bisa nolak UMP? Itu aja pertanyaannya. Ya, artinya, sekarang ini semua Peritel Akansegera mengarah kepada efisiensi,” ungkap Solihin Di Peristiwa Pelantikan Dewan Pimpinan Pusat Aprindo periode 2024 – 2028, Ke Tangerang, Sabtu (14/12/2024).
Kendati demikian, Solihin enggan menyebut efisien yang dimaksud adalah Di bentuk pemutusan hubungan kerja (Pemutusan Hubungan Kerja). Ia menyebutkan, ada banyak macam efisiensi yang bisa dilakukan perusahaan Sebab adanya kenaikan UMP tersebut.
“Kalau saya mau jujur, Peritel, kita bicara toko yang sama ya. Artinya toko yang sama Ke tahun lalu dan tahun ini naiknya (penjualan) gak sampai 6,5%. Kenaikan Peritel lebih banyak kepada ekspansi atau penambahan jumlah gerai,” jelas Solihin.
“Efisiensi banyaklah. Dari Sebab Itu bukan hanya sekedar itu (Pemutusan Hubungan Kerja). Saya pikir seluruh pengusaha kalau nggak kepepet banget, dia tidak Akansegera melakukan itu. Ini kan kita bicara Peritel, ya. Dari Sebab Itu artinya, diharapkan ada yang tutup dan ada yang buka (gerai). Untuk saling topang. Tapi kalau ditanya optimis, kita sebagai pengusaha Di keadaan apapun harus optimis,” tutupnya.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Pengusaha Ritel Bicara Soal Efisiensi Di UMP Naik 6,5% Ke 2025, Bakal Ada Pemutusan Hubungan Kerja?