Kanker paru masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi akibat kanker Di dunia. Sering disebut sebagai silent killer, Penyakit ini kerap tak menimbulkan Tanda-Tanda jelas Di tahap awal, Malahan banyak orang mengira hanya terkena flu biasa atau kelelahan.
Menurut Dr Lim Hong Liang, Konsultan Onkologi Medis Ahli Kanker Paru Di Parkway Cancer Centre (PCC), kanker paru berkembang ketika sel-sel abnormal tumbuh tanpa kendali Di jaringan paru dan dapat menyebar Di organ lain seperti otak, tulang, atau hati.
“Batuk berkepanjangan, sesak napas, atau nyeri dada sering Disorot sepele, padahal bisa menjadi tanda awal kanker paru,” jelas Dr. Lim.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, deteksi dini Melewati CT scan dosis rendah dapat membantu menemukan kanker Sebelumnya Tanda-Tanda muncul, Agar Kemungkinan kesembuhan lebih tinggi. “Lebih cepat kanker ditemukan, Lebih besar kemungkinan diobati secara efektif,” katanya.
Kebiasaan merokok masih menjadi penyebab utama kanker paru, termasuk paparan asap rokok pasif, polusi udara, hingga zat kimia industri. Gaya Terbaru seperti vape atau rokok elektrik juga bukan solusi aman.
“Vape tetap mengandung nikotin dan bahan kimia toksik yang berisiko merusak paru,” ujar Dr Chin Tan Min, Konsultan Onkologi Medis PCC.
Tanda-Tanda kanker paru
Banyak Tanda-Tanda awal kanker paru yang ringan dan sering Disorot flu atau Infeksi biasa. Beberapa yang harus diwaspadai yakni:
- Batuk yang tidak kunjung reda atau Lebih parah
- Batuk berdarah atau keluar dahak berwarna karat
- Sesak napas tanpa sebab yang jelas
- Nyeri dada atau bahu, terutama Di Menarik Perhatian napas Di atau batuk
- Suara serak atau perubahan suara yang berlangsung lama
- Sering Merasakan Infeksi paru seperti bronkitis atau pneumonia
- Kehilangan nafsu makan atau penurunan berat badan tanpa sebab jelas
- Mudah lelah atau tubuh terasa lemah terus-menerus
Terapi Terbaru, Harapan Terbaru
Dulu, kemoterapi Dari Sebab Itu andalan utama, tapi kini Perawatan kanker paru sudah lebih maju.
“Bersama terapi bertarget (targeted therapy) dan imunoterapi, pasien bisa hidup dua hingga tiga kali lebih lama dibandingkan kemoterapi biasa,” ujar dr Lim.
Terapi EGFR Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI), misalnya, terbukti efektif Untuk pasien kanker paru stadium lanjut Bersama mutasi gen EGFR. Di 80% pasien Merasakan perbaikan Tanda-Tanda Di beberapa minggu pertama.
Di Di Itu, imunoterapi membantu sistem Dayatahan Tubuh tubuh mengenali dan melawan sel kanker. Beberapa pasien Malahan bisa hidup lebih Di lima tahun Sesudah terapi ini.
Dr Lim menambahkan, setiap pasien perlu pendekatan holistik yang disesuaikan Bersama Situasi fisik dan emosionalnya.
“Tujuan kami bukan hanya memperpanjang usia, tapi juga menjaga Mutu hidup pasien,” ujarnya.
Halaman 2 Di 3
(kna/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Tanda-Tanda Ringan yang Sering Disorot Flu, Padahal Bisa Dari Sebab Itu Kanker Paru











