Dirjen PHU soal Alokasi Tambahan Kuota Haji: Tidak Ada Jual Beli Kuota!/Andryanto Wisnuwidodo/Sindonews
Indonesia tahun ini Menyambut 221.000 kuota, terdiri atas 203.320 kuota haji reguler dan 17.680 kuota haji khusus. Ini sesuai pasal 64 Perundang-Undangan No 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah bahwa kuota haji khusus sebesar 8 persen. Ke Samping Itu, Kepala Negara Joko Widodo Di berkunjung Ke Arab Saudi Ke Oktober 2023 Menyambut tambahan kuota spesial sebesar 20.000 jemaah. Disebut spesial Sebab Mutakhir kali pertama Indonesia Menyambut kuota tambahan sebanyak itu.
Pasal 9 Perundang-Undangan No 8/2019 mengatur bahwa alokasi kuota tambahan diatur Di Pembantu Kepala Negara Agama. Kuota tambahan itu Lanjutnya dialokasikan 10.000 Untuk jemaah haji reguler dan 10.000 Untuk jemaah haji khusus. “Kita dapat kuota haji, 30 Juni 2023. Jumlahnya 221.000 jemaah. Di pembahasan awal Di Panitia Kerja Dewan Perwakilan Rakyat, jumlahnya masih 221.000. Ke Di jalan ada informasi hasil kunjungan Kepala Negara, Indonesia Menyambut special ekstra kuota 20.000,” terang Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief Untuk Coffee Morning Sukses Haji 2024 Ke Jakarta, Senin (15/7/2024).
Hilman mengaku, Dari Sebelumnya ada kuota tambahan, pihaknya sudah Menyuarakan Pendapat Di Arab Saudi Yang Berhubungan Di kepadatan Ke Mina. Menurutnya, sempat didiskusikan simulasi Di 221.000 kuota, sebanyak 30.000 gunakan skema tanazul Ke hotel, Untuk Memangkas kepadatan Ke Mina. Tanazul maksudnya jemaah memisahkan diri Di rombongan, tidak menginap Ke tenda Mina, tapi kembali Ke hotel Ke Makkah, khususnya yang Didekat Di jamarat.
Untuk perkembangan Lanjutnya, tambahan kuota 20.000 Menyambut approval (persetujuan) Di Kementerian Haji dan Umrah Saudi Ke 8 Januari 2024, Di alokasi 10.000 Untuk haji khusus dan 10.000 reguler. Hal itu tertuang Untuk MoU yang ditandatangani Di Pembantu Kepala Negara Agama RI dan Pembantu Kepala Negara Haji dan Umrah Arab Saudi. MoU itu yang Setelahnya Itu menjadi landasan Kemenag Untuk menyiapkan layanan.
Menyambut kuota tambahan sebanyak 20.000, kata Hilman, tentu membuat pihaknya senang. Akan Tetapi, hal itu juga mengharuskan Kementerian Agama Untuk berpikir keras, mulai Di skema pemberangkatan jemaah, hingga penyiapan layanan, baik Ke tanah air maupun Tanah Suci. Apalagi, Kemenag belum pernah Menyambut tambahan kuota hingga 20.000. Sebelumnya Itu, Kemenag pernah Menyambut tambahan kuota 10.000 Ke 2019, dan 8.000 Ke musim haji 2023. “Lalu tahun ini Menyambut tambahan kuota 20.000, tambah menantang. Kita lakukan banyak simulasi,” sambungnya.
Proses simulasi terus dilakukan, menyusul Pemerintah Arab Saudi Menerbitkan Keputusan Mutakhir tentang pembagian zona (zonasi) Ke Daerah Mina. Keputusan yang terbit Ke Desember 2023 ini membagi kawasan Mina Untuk lima zona. Dua zona Ke Didekat kawasan Jamarat (zona yang Pada ini digunakan haji khusus), zona tiga dan empat Ke Daerah Setelahnya terowongan Mu’aishim, Lagi zona lima Ke Mina Jadid. Masing-masing zona ada standar biayanya. Lebih Didekat Di jamarat (tempat lontar jumrah), Lebih mahal biayanya.
“Setelahnya dihitung, baik soal biaya maupun kepadatan, jemaah haji Indonesia bisa menempati zona 3 dan 4. Proses Perjanjian penyediaan tenda dan layananannya tetap first come first served, meski tetap diatur. Sebab, selain Indonesia, zona 3 dan 4, ditempati juga jemaah Di Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, dan China,” sebut Hilman.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Tidak Ada Jual Beli Kuota!