Jakarta –
Molornya penetapan cukai minuman berpemanis Untuk kemasan (MBDK) Di Indonesia tak sejalan Bersama data konsumsi minuman berpemanis yang terus Menimbulkan Kekhawatiran Untuk beberapa tahun terakhir. Data Survei Sosial Keadaan Ekonomi Negara (Susenas) 2024 Menunjukkan 68,1 persen Rumah tangga Di Indonesia mengonsumsi setidaknya 1 jenis MBDK Untuk sepekan.
Salsabil Rifqi quantitative research officer Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) menyesalkan langkah pemerintah yang terus mengundur Ide cukai MBDK hingga tahun Didepan, nyaris satu abad berlalu Sebelum wacana awal muncul Di 2016.
Mengutip Eksperimen Yang Berhubungan Bersama, Salsabil merinci provinsi yang mencatat Posisi teratas konsumsi minuman berpemanis Untuk kemasan adalah Jawa Barat hingga Banten Bersama angka berikut:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Jawa Barat: 88 persen
- DKI Jakarta: 87,4 persen
- Banten: 83,6 persen
Bila dirinci Bersama Detail, Gaya tersebut terjadi Di seluruh kalangan Bersama catatan kelompok Rumah tangga tergolong miskin 69 persen, Rumah tangga Di Area perkotaan 73,3 persen, dan kepala RT menamatkan sekolah SMA dan sederajat 73 persen, serta 74,2 persen Rumah tangga yang bekerja Di sektor formal.
“Ini mengartikan konsumsi MBDK itu sudah marak Di seluruh kalangan Kelompok,” ungkapnya Untuk diseminasi penguatan cukai MBDK, Rabu (10/9/2025).
“Berdasarkan produk MBDK yang diminum, Minuman instan itu menjadi produk MBDK paling populer Bersama nilai 42 persen,” sebut dia.
Karenanya, CISDI menilai pengenaan cukai MBDK Bersama sedikitnya 20 persen bisa menurunkan konsumsi MBDK hingga 18 persen. Terlihat Bersama Eksperimen elastisitas harga dan elastisitas silang.
“Produk MBDK bersifat elastis maka permintaan produk MBDK jni Akansegera turun Lantaran dia sensitif Pada perubahan harga,” sorot dia.
“Kami Meramalkan perubahan pola konsumsi MBDK Kelompok apabila harga produk MBDK Menimbulkan Kekhawatiran sebesr 20 persen,” pungkasnya.
Di sisi lain, penerapan label peringatan Di Didepan kemasan juga dinilai penting sebagai Pelatihan Kelompok Sebelumnya memilih konsumsi minuman dan Minuman.
(naf/kna)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Warga Jabar ‘Kemenangan’ Jajan Minuman Berpemanis, Minuman Instan Paling Populer