Bersama penguasaan sektor migas Dunia, BRIC dinilai dapat mengubah kesepakatan transaksi tanpa menggunakan Nilai Mata Uang Amerika AS. FOTO/Ilustrasi
BRICS diketahui juga mengundang produsen Energi terbesar dunia, Arab Saudi, Untuk menjadi anggota aliansi tersebut. Akan Tetapi, Kerajaan Arab Saudi hingga Di ini masih menunda undangan tersebut dan Merencanakan pro dan kontra menjadi Pada Bersama blok tersebut.
Mengutip WatcherGuru, Sabtu (20/7/2024), jika Arab Saudi bergabung Bersama BRICS, maka aliansi tersebut Berencana menguasai 42% sektor Energi dan gas Dunia. Hal itu Berencana memudahkan agenda dedolarisasi, Ke mana Negeri-Negeri lain bisa mengubah kesepakatan penyelesaian transaksi Energi dan pembayaran Di Nilai Mata Uang lokal Berencana menjadi lebih mudah.
Rusia belum lama ini Menyediakan informasi terkini tentang keyakinan mereka bahwa supremasi Nilai Mata Uang Amerika AS secara Dunia Berencana berakhir. Ri Rusia Vladimir Putin menjelaskan, jika Negeri-Negeri penghasil Energi Ke Timur Di berhenti Memperoleh Nilai Mata Uang Amerika AS Untuk Energi, maka Nilai Mata Uang Amerika AS secara otomatis Berencana jatuh Ke jalur penurunan.
“Jika produsen Energi Ke Timur Di berhenti menggunakan Nilai Mata Uang Amerika AS, maka itu Berencana menjadi akhir Bersama penggunaan Nilai Mata Uang Amerika,” tegas Putin.
Nilai Mata Uang Amerika AS berjalan berdasarkan mekanisme penawaran dan permintaan. Artinya, jika kehilangan permintaan, maka kejatuhan Nilai Mata Uang AS tersebut Berencana segera terjadi. Tak heran jika BRICS Berusaha menggunakan Energi sebagai senjata utama Untuk menghancurkan Nilai Mata Uang tersebut.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: BRICS Gunakan Energi dan Gas Untuk Runtuhkan Nilai Mata Uang Amerika AS