Jakarta –
Seorang pria merasa amat kecewa Bersama pesanan pizzanya yang terlambat. Ia sampai mengajukan gugatan hukum Hingga Lembaga Proses Hukum Sebagai perusahaan pizza tersebut!
Kisah pelanggan yang kecewa Akansegera pesanan makanannya memang beragam. Akan Tetapi umumnya mereka hanya komplain Hingga media sosial.
Tak seperti kebanyakan orang, seorang pria Hingga Jepang sampai membawa kekecewaannya Hingga ranah hukum. Ia melayangkan gugatan Hingga Lembaga Proses Hukum.
Mengutip Sora News 24 (22/7/2024), cerita bermula Pada pria itu pesan pizza Di gerai Pizza-La Di Desember tahun lalu. Ia berencana pesta Bersama teman-temannya sambil makan pizza.
Pria Kyoto itu sengaja pesan pizza Di jaringan restoran Pizza-La yang mengklaim pizza bakal diantar tepat waktu. Akan Tetapi pesanan pizzanya ternyata terlambat 52 menit!
Pria itu kecewa Bersama lamanya keterlambatan pengantaran. Ia merasa batas maksimum keterlambatan yang diterima norma umum adalah 30 menit. Karenanya ia menganggap hal yang menimpanya adalah permasalahan serius.
Pria itu akhirnya mengajukan gugatan hukum Hingga Lembaga Proses Hukum Area Kyoto. Ia menuntut perusahaan pengelola Pizza-La, Four Seeds Lantaran telah membuatnya menderita kerugian mental atas hal itu. Akan Tetapi gugatannya ditolak.
Tak putus asa, ia akhirnya menggugat Hingga Lembaga Proses Hukum Tinggi Osaka. Kasusnya ditangani Bersama Hakim Tetsuji Sato meski kejadiannya sudah tahun lalu.
Di gugatannya, pria itu menuntut 100.000 yen atau Di Rp 10 juta sebagai kompensasi atas Kesejaganan mentalnya yang terganggu atas hal ini.
Hakim Sato akhirnya membuat putusan. Ia tidak melihat Tindak Kejahatan ini Bersama sudut pandang yang sama Bersama si penggugat.
Ia menyebut gagasan bahwa seseorang dapat menderita kerusakan psikologis akibat pengiriman pizza yang terlambat adalah hal yang “tidak masuk akal”. Ia mengulangi putusan Lembaga Proses Hukum Sebelumnya, yaitu menolak gugatan tersebut.
Hakim menolak gugatan pria tersebut yang Dikatakan tak masuk akal. Foto: iStock
|
Hakim Sato memaparkan logikanya atas Tindak Kejahatan ini. Ia bilang, Pada seseorang memesan pizza maka terjadi pertukaran harta yaitu uang Sebagai membeli Makanan.
Lantaran keterlambatan pengiriman, Pizza-La pun telah mengembalikan uang pria itu. Hakim Sato lantas menolak gagasan bahwa penggugat telah menderita penderitaan mental yang melebihi apa yang dapat “disembuhkan” Bersama Menyaksikan kembali uangnya.
Akan Tetapi tidak diketahui jelas apakah Pizza-La tetap membiarkan pesanan pizza pria itu dinikmati atau tidak.
Di Lembaga Proses Hukum juga terungkap bahwa si penggugat ternyata tidak merasa sesedih itu. Buktinya, ia bilang Pada menunggu pizza, ia dan teman-temannya berkumpul sambil makan camilan lain. Hakim Sato pun Lebih meyakini putusan yang diambilnya sudah tepat.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Pria Ini Gugat Restoran Rp 10 Juta Gegara Pesanan Pizza Telat