Jakarta –
Desain bandara Mutakhir yang bakal berlokasi Ke area Bali Utara resmi diluncurkan PT BIBU Panji Sakti yang menggawangi mega proyek tersebut. Di rilis yang diterima detikTravel, Secara Keseluruhan rancangan North Bali International Airport (NBIA) tersebut mirip punggung penyu atau kura-kura.
“Prototipe arsitektur bandara bandara terinspirasi Bersama makhuk Di cerita legenda Bali Bedawang Nala, yaitu kura-kura kosmik yang menjadi penyangga alam manusia (Bhurloka) Bersama Dukungan naga Anantabhoga dan Basuki,” tulis rilis tersebut.
Desain arsitektur Bandara Bali Utara Foto: Dok. Alien DC
|
Bentuk cangkang ditranslasikan menjadi lengkung, pola geometris, dan pola organik lainnya yang mengisi elemen interior serta keseluruhan bentuk massa terminal. Pembangunan bandara juga memegang teguh prinsip Tri Hita Karana yaitu harmoni Bersama Tuhan, alam, dan manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prototipe Tri Hita Karana diwujudkan Di desain tata ruang yang terbuka dan hijau (natah), serta sesuai Bersama arsitektur bandara secara keseluruhan. Interior bandara juga dirancang memberi Pengalaman Hidup yang memadukan Kearifan Lokal, iklim khas tropis, dan kenyamanan.
Bersama tatanan ini, Bandara Bali Utara diharapkan bisa bercerita tentang Bali Dari pengunjung memasuki area airport. Pembangunan bandara mengedepankan prinsip sustainability Bersama efisiensi energi, penggunaan renewable energy, dan menyediakan akses transportasi publik serta ramah lingkungan.
Bandara Bali Utara Dibangun Offshore?
![]() |
Bali Utara, seperti kawasan lain Ke Pulau Dewata, sarat Bersama Kearifan Lokal dan areal Pertanian produktif. Banyak situs religi tersebar Ke lahan bandara yang pastinya tidak boleh diganggu atau diganti. Ke Samping Itu, ada desa dan tanah adat yang punya arti penting Untuk warga Bali.
Bersama Kemakmuran tersebut, sempat ada wacana Bandara Bali Utara Berencana dibangun offshore. Dikutip Bersama situs CROSS Celesta Nusa Penida, pembangunan lepas pantai mencegah rusaknya tempat peribadatan, alih fungsi lahan produktif, dan perubahan desa adat.
Pemerintah juga tak perlu melakukan proses pembebasan lahan yang rumit dan panjang, jika memilih offshore. Akan Tetapi wacana ini belum menemukan titik terang Sebab pembangunan offshore mengancam keanekaragaman pesisir, Meningkatkan risiko abrasi, dan menurunkan daya dukung lingkungan.
Pembangunan Bandara Bali Utara Berjuang Bersama masalah besar Yang Terkait Bersama Permasalahan lingkungan dan sosial kemasyarakatan. Bersama Keputusan yang terus berganti, banyak pihak terus memperhatikan progress perizinan dan pembangunan bandara.
“Yang Terkait Bersama Bandara Bali Utara kami belum Memiliki informasi dan tidak mengikuti isunya,” ujar Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Bali Made Krisna Dinata Ke detikTravel.
Meski masuk Di RPJMN 2025-2029, pemerintah belum menegaskan lokasi pasti pembangunan bandara. Bandara Bali Utara sempat disebut Berencana berlokasi Ke Kecamatan Kubutambahan, Sesudah Sebelumnya Itu dipilih Kecamatan Gerokgak tepatnya Desa Adat Sumberklampok.
(row/ddn)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Desain Bandara Mutakhir Bali Utara yang Mirip Kura-kura, Dibangun Offshore?