Badung –
Ada pemandangan berbeda Di pantai Kuta Bali. Gundukan tebing pasir bekas abrasi terlihat ‘menganggu’ pemandangan pantai ikonnya pulau Dewata itu.
Di sisi utara Shelter Kebencanaan Baruna Pantai Kuta, terdapat gundukan seperti tebing bekas abrasi yang menghiasi garis pantai sepanjang puluhan meter itu.
“(Bekas) abrasi Sebelum 2021 itu. Ini Di sisi utara Shelter Kebencanaan Baruna,” kata penjaga pantai (lifeguard), Wayan Mogi Pada ditemui Di Pantai Kuta, Sabtu (11/10) akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tebing pasir yang nampak seperti bekas abrasi air laut itu dimulai Bersama sisi utara bangunan Shelter Kebencanaan Baruna yang mengarah Di Pantai Legian.
Meski hanya beberapa puluh meter, tebing pasir bekas abrasi itu nampak jelas. Tingginya, Disekitar 3 meter. Di atasnya, berderet Tatakan dan Sofa plastik yang ditempati para turis Foreign, Pada menikmati minumannya.
Hanya, suasana Di bibir pantainya cukup kontras jika dibandingkan Bersama garis pantai yang mengarah Di Pantai Legian. Keramaian terlihat Di sepanjang bibir pantai Bersama utara Di selatan, Di Shelter Kebencanaan Baruna.
Akan Tetapi, keramaian wisatawan yang bersantai Di bibir pantai agak jarang Di titik Di mana tebing pasir itu berada. Hanya ada segelintir wisatawan yang bermain atau asik merekam suasana sore Di Pantai Kuta Bersama kameranya.
“Kalau tamu (wisatawan) masih ada.Tapi kesannya nggak seperti dulu, masih bisa duduk Di pasir dan bawa tikar. Kalau sekarang nggak aman Sebab ada ombak besar dan air pasangnya itu,” kata Mogi.
Dia menjelaskan ombak tinggi dan eempasan gelombang yang menjorok hingga menutup hampir seluruh lebar garis pantai selalu terjadi Pada musim hujan. Setidaknya, setiap 15 hari Pada purnama tilem atau bulan mati.
Pada itulah, gelombang air menghempas hingga Di area pedagang Makanan dan minuman Di pinggir bibir pantai. Apalagi, tidak ada bebatuan pencegah abrasi Di areal bibir pantai itu.
“Dari Sebab Itu, kesannya seperti air rob. Setiap 15 hari itu ombaknya besar sampai Di pinggir area pedagang,” katanya.
Mogi mengaku tidak dapat berbuat banyak. Dia hanya dapat berharap wisatawan Memahami bahaya abrasi yang Lebih menggerus bibir pantai Di areal itu.
“Perlu dipublikasikan supaya (wisatawan) tahu. Apalagi sekarang musim angin barat, musim sampah, musim hujan. Ombaknya besar, lebih berbahaya,” katanya.
——–
Artikel ini telah naik Di detikBali.
(wsw/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Ada Gundukan Tebing Pasir Bekas Abrasi