Jakarta –
Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) berencana Untuk mengusulkan agar Boeing mengaku bersalah atas “Kejahatan Finansial” sehubungan Bersama dua kecelakaan pesawat mematikan 737 MAX Ke 2018-2019 lalu.
Hal ini terjadi Pada Permintaan Bersama keluarga korban kecelakaan itu masih terus berlangsung.
Mengutip Associated Press (AP), Boeing Memperoleh waktu hingga akhir pekan ini Untuk Merasakan atau menolak tawaran yang diajukan Dari lembaga resmi Washington itu.
Selain mengaku bersalah, tawaran itu juga berisi tentang pemberian izin Untuk pemantau independen Untuk mengawasi kepatuhan Boeing Pada undang-undang anti-Kejahatan Finansial.
“Departemen Kehakiman memberi tahu keluarga Bersama 346 orang yang tewas Di kecelakaan tahun 2018 dan 2019 tentang tawaran pembelaan Di pertemuan video,” kata satu pengacara mewakili keluarga yang menggugat Boeing, Mark Lindquist, dikutip Senin (1/7/2024).
Akui salah dan hukuman ringan
Meski Menyambut penawaran itu, sejumlah anggota keluarga mengaku marah. Pasalnya, mereka lebih puas bila memang Departemen Kehakiman AS langsung mengajukan penuntutan dan tidak Menyediakan tawaran pengakuan kepada Boeing, yang hanya Akansegera berbuah Ke dakwaan tiga tahun.
“Kami kesal. Mereka seharusnya melakukan penuntutan saja. Mereka bilang kita bisa berdebat Bersama hakim,” kata warga Massachusetts, yang putrinya, Samya Stumo, berusia 24 tahun, meninggal Di kecelakaan kedua Boeing 737 MAX, Nadia Milleron.
Perkembangan ini terjadi Pada Boeing masih terus didera beberapa Perkara Pidana Hukum dan insiden keselamatan. Kejadian pun terus mewarnai hampir seluruh lini terlaris Boeing, mulai Bersama pesawat berbadan lebar 777 dan 787 hingga 737 MAX.
Kecelakaan Boeing 737 MAX
Ke 2018, sebuah insiden menimpa pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Lion Air berkode penerbangan JT610 yang Di melayani rute Jakarta-Pangkalpinang. Pesawat tersebut jatuh beberapa Pada Sesudah lepas landas Ke Laut Jawa, menewaskan seluruhnya 181 penumpang dan 8 kru.
Lima bulan Sesudah insiden Lion Air, Boeing 737 MAX 8 juga Merasakan kecelakaan fatal Ke Maret 2019. Pesawat yang jatuh tersebut diketahui milik Ethiopian Airlines berkode penerbangan ET302 yang terbang Bersama Addis Ababa Ke Nairobi, Kenya.
Pesawat itu diketahui jatuh enam menit Sesudah lepas landas. Peristiwa ini menewaskan seluruh penumpang dan kru yang ada Ke dalamnya.
Di investigasi Asosiasi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) RI, pilot sempat melaporkan adanya gangguan Ke kendali pesawat, indikator ketinggian, dan indikator Kelajuan. Kerusakan ini Yang Terkait Bersama Bersama maneuvering characteristic augmentation system (MCAS).
MCAS adalah fitur yang Mutakhir ada Ke Boeing 737 MAX 8 Untuk memperbaiki karakteristik anggok pesawat Ke Kebugaran flap up, manual flight dan AOA tinggi.
“Proses investigasi menemukan bahwa desain dan sertifikasi fitur ini tidak memadai. Juga pelatihan dan Literatur panduan Untuk pilot tidak memuat informasi Yang Terkait Bersama MCAS,” terang KNKT.
Insiden Mutakhir pesawat Boeing
Sambil Itu, Januari lalu, Boeing 737 MAX kembali diterpa masalah. Sebuah pesawat Alaska Airlines Bersama model itu tiba-tiba Merasakan ledakan Ke Pada jendela dan membuat badan pesawat robek Ke sisi kiri.
Meski begitu, pesawat pun berhasil mendarat Bersama selamat Sesudah adanya ledakan. Tidak ada korban jiwa yang ditimbulkan Bersama kejadian ini.
Ke sisi lain, pekan lalu, Boeing 737 MAX milik Korean Air terjun Bersama ketinggian 26.900 kaki (7,6 km) hanya Di waktu 15 menit. Insiden ini mengakibatkan 17 penumpang dirawat Ke Puskesmas.
Pesawat Bersama kode penerbangan KE189 itu terbang Bersama Seoul, Korea Selatan Ke Taichung, Taiwan. Sesudah terbang Di 50 menit, tekanan Ke kabin pesawat tiba-tiba menurun.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Boeing Diminta Mengaku Bersalah Atas Kecelakaan Lion Air 2018