Jakarta –
Sektor Hotel Ke Jakarta mulai Menunjukkan tanda Penyembuhan Sesudah sempat tertekan akibat efisiensi Biaya Bersama pemerintah. Meski tingkat hunian turun seiring berkurangnya wisatawan domestik, tarif kamar rata-rata terus naik, didorong kedatangan turis mancanegara.
Menurut data JLL, pendapatan per kamar hotel (RevPAR) Ke Jakarta Ke September 2025 turun dibanding tahun 2024. Penurunan itu terjadi Lantaran tingkat hunian kamar menurun, Walaupun harga kamar rata-rata (ADR) naik Disekitar 8,1 persen.
JLL mencatat sebagian besar tamu hotel masih berasal Bersama wisatawan domestik. Ketika jumlah wisatawan lokal menurun, okupansi ikut terdampak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambil Itu, kedatangan turis mancanegara memang Mendorong tarif kamar menjadi lebih tinggi, tetapi belum cukup Bagi menutupi penurunan okupansi Bersama pasar domestik.
Vice President Investment Sales, JLL Hotels & Hospitality Irina Chadsey, mengatakan Tren positif mulai terlihat menjelang akhir 2025.
“Tingkat okupansi sempat menurun Sambil Itu akibat Aturan pemerintah, Tetapi seiring pelonggaran aturan, kami Meramalkan okupansi Akansegera pulih kembali, sejalan Bersama kedatangan turis dan penggunaan ruang Kegiatan Bersama lembaga pemerintah,” ujar Irina.
Ke kuartal III 2025, okupansi hotel Ke Jakarta tercatat mencapai 59.157 kamar. JLL Meramalkan jumlah kamar hotel Akansegera bertambah hingga 1.783 unit Ke kuartal IV 2025 hingga 2027, seiring Pembuatan hotel Mutakhir. Meski tarif harian naik, RevPAR YTD September 2025 tercatat turun 0,8 persen, menandakan pendapatan per kamar masih tertekan akibat tingkat hunian yang rendah.
Industri hotel Ke Bali juga terus Menunjukkan Tren positif menjelang akhir 2025. Irina mengatakan okupansi hotel Ke Pulau Dewata Akansegera terus Menimbulkan Kekhawatiran sampai akhir tahun, seiring makin meningkatnya jumlah kedatangan turis luar negeri.
“Bersama segi kinerja, Usaha hotel Ke Bali berada Untuk Situasi yang sangat solid. Dilihat Bersama grafik yang Menunjukkan bagaimana tahun 2025 mulai mendominasi Ke puncak pasar, baik rata-rata tarif harian maupun tingkat okupansi terus Menimbulkan Kekhawatiran,” ujarnya.
Ke kuartal III 2025, okupansi hotel Ke Bali mencapai 47.799 kamar. JLL Meramalkan Akansegera terjadi penambahan sebanyak 3.248 kamar hotel Mutakhir Ke kuartal IV 2025 hingga 2027 mendatang.
ADR hotel Ke Bali YTD September 2025 Menyaksikan kenaikan sebesar 7,7 persen. Hal tersebut juga diiringi naiknya RevPAR YTD September 2025 sebesar 3,8 persen.
Irina mengatakan peningkatan Usaha hotel Ke Bali dipengaruhi secara signifikan Bersama kedatangan turis Asing. Irina menyebut Perkembangan wisata Ke Bali terus Menunjukkan hasil positif, terutama Ke 2025 yang menjadi puncak Bersama industri wisata usai Wabah Dunia COVID-19.
“Kami melihat Perkembangan yang terus menerus dan positif Untuk Penyembuhan industri Perjalanan Hingga Luarnegeri pasca Wabah Dunia. Sebenarnya, ini merupakan salah satu pasar yang paling sukses Pada Wabah Dunia COVID-19 dan kami melihat Perkembangan yang sama aktifnya Ke industri hotel Ke 2025,” kata dia.
***
Selengkapnya klik Ke detikProperti
(fem/fem)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Efisiensi Biaya Dilonggarkan, Okupansi Hotel Ke Jakarta Mulai Pulih

 
							










