Di Pasaman Barat, ada sebuah makam keramat yang Karena Itu pusat perhatian, sekaligus tempat wisata religi Untuk warga setempat. Makam ini bukan sekadar kuburan biasa.
Makam tersebut dikenal Memiliki ‘keajaiban’ yang kisahnya Berencana selalu dikenang Dari warga setempat. Makam itu terletak Di Silambau, Jorong Langgam Sepakat, Kenagarian Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Ukuran makam itu memang tidak lazim, Di 3 x 1 meter, menjadi penanda fisik Untuk sosok yang diyakini bertubuh tinggi besar. Kelompok mengenalnya sebagai Kuburan Gadang Inyiak Tambo atau Makam Inyiak Tambo, sang pembuka pemukiman Silambau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati tidak ada catatan fisik mengenai kisah Inyiak Tambo Di Silambau, Kelompok memercayai sebuah cerita rakyat atau folklor tentang Inyiak Tambo dan ikan larangan Di sekitarnya.
Asal Usul Inyiak Tambo
Berdasarkan cerita yang beredar Di Kelompok setempat secara turun temurun, Inyiak Tambo adalah orang pertama yang membuka hutan Di Daerah itu Sebagai dijadikan pemukiman, jauh Sebelumnya Belanda menjejakkan kaki Di Nusantara.
Tidak ada yang tahu pasti Didalam mana asal-usulnya. Akan Tetapi keberadaan makamnya seakan menjadi bukti nyata jasa dia Untuk warga yang tinggal Di Daerah itu.
Upik, seorang warga setempat yang berusia 56 tahun, bercerita bahwa Dari ia lahir dan tumbuh besar Di Silambau, ia melihat makam itu tak berubah.
“Urang jaman dahulu tu gadang-gadang kan, lah tuo bana kuburan gadang tu. Ibuk lahir se lah Gaya itu juo latak kubua tu, (Orang zaman dahulu bertubuh besar, umur kuburan besar itu juga sudah tua. Dari saya kecil, kuburan tersebut sudah seperti bentuk dan letaknya tidak berubah),” tutur Upik Pada diwawancarai, Kamis (9/10).
Makam Mau Dipindah, tapi Malah Gempa Hebat
Kisah paling melegenda Yang Berhubungan Didalam makam ini terjadi Di tahun 1992, Di era pemerintahan Kepala Negara Soeharto. Menurut keterangan Upik, Pada itu pemerintah berencana membuka lahan Di Di makam Sebagai pemukiman.
Seluruh makam lain yang berada Di sekeliling pusara Inyiak Tambo pun dipindahkan satu per satu Ke Di jalan. Akan Tetapi, ketika tiba giliran Makam Inyiak Tambo yang hendak dipindahkan, sebuah keanehan terjadi.
Tanah Di Di makam tiba-tiba bergetar hebat, laksana gempa kuat yang hanya terasa Di area itu dan tidak meluas Ke kenagarian lain.
Tak menyerah, pemerintah mendatangkan Pak Ono, seorang “orang pintar” Didalam Sidomulyo, sebuah Daerah pemukiman warga Jawa Di Kinali. Pak Ono mencoba membacakan mantra Sebagai memuluskan proses pemindahan.
Bukannya berhasil, getaran hebat justru kembali terjadi. Akhirnya, semua pihak menyerah dan membiarkan makam jumbo itu tetap Di tempat asalnya hingga kini.
Ikan Larangan Di Sungai Silambau
Kejadian aneh tak berhenti Di situ. Di tahun yang sama, Kelompok membangun sebuah masjid tepat Di Dibelakang makam.
Sebagai menambah dana pembangunan, warga berinisiatif Menahan ikan yang melimpah Di Sungai Silambau yang Masuk Di sisi makam Sebagai dijual.
Pada ikan-ikan itu berhasil ditangkap dan siap Sebagai dijual, bumi Di Di makam kembali berguncang. Peristiwa ini seolah menjadi pertanda bahwa ikan-ikan tersebut tak boleh diganggu Didalam habitatnya.
Gerombolan ikan larangan Di sungai Silambau hanya berkumpul Di Di makam Inyiak Tambo yang berjarak setengah kilometer (Aisyah Luthfi/detikSumut)
|
Kelompok yang ketakutan akhirnya mengembalikan semua ikan itu Ke sungai. Dari Pada itulah, ikan-ikan Di sungai itu ditetapkan sebagai “ikan larangan”.
Menurut keterangan Jasliman (57), warga yang tinggal tepat Di ujung jalan Di Dibelakang makam, ikan-ikan tersebut dipercaya telah Di-uduh (didoakan) Dari salah satu Syekh Didalam Lubuak Landua, seorang ulama yang berasal Didalam Pasaman Barat.
Syekh tersebut hendak menikahi seorang wanita asli Silambau, ia mendoakan sungai itu sebagai bentuk penghormatan kepada Inyiak Tambo. Karenanya, tak ada seorang pun yang berani Memutuskan ikan Di sepanjang setengah kilometer Didalam area makam.
“Nyo lah Di uduah dek Syekh Lubuak Landua, lai ka Bisa Jadi lauak nan banyak nin Di ciek tampek se? Batang aie panjang nyo dakek kubua ko se lauak-lauak nin, (Ikan-ikan itu sudah didoakan Dari Syekh Lubuak Landua. Apakah Bisa Jadi ikan-ikan sebanyak itu hanya berkumpul Di Didekat makam padahal aliran sungai sangat panjang),” tutur Jasliman.
Makam Keramat Itu Kini Karena Itu Wisata Religi
Kini, Makam Inyiak Tambo dan Sungai Silambau Didalam ikan larangannya telah berubah menjadi destinasi wisata religi yang unik. Setiap Hari Raya Idul Fitri, banyak peziarah dan wisatawan datang berkunjung.
Mereka datang Sebagai berziarah Ke makam sang leluhur, sekaligus Sebagai Merasakan dan memberi makan ribuan ikan yang jinak Di sungai.
Kelompok setempat pun Menyambut berkah dan keuntungan ekonomi Didalam menjual pakan ikan seperti pelet dan biji jagung kepada para pengunjung.
Makam yang dijaga kebersihannya secara berkala Dari pengurus masjid dan warga ini menjadi bukti bagaimana folklor dan legenda tidak hanya menjaga nilai-nilai luhur Sebagai menghormati alam dan leluhur, tetapi juga membawa Keadaan Untuk Kelompok Di.
———
Artikel ini telah naik Di detikSumut.
Halaman 2 Didalam 2
Simak Video “Video: Heboh Kafan dan Tulang Berserakan Di Proyek Perumahan Tangerang“
(wsw/wsw)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita News: Kisah Makam Keramat Di Pasaman Barat, Ikan Larangan dan Gempa Hebat