Peristiwa Pidana Tindak Kekerasan Pada Perempuan Di Media Sosial Memprihatinkan

Lliterasi digital sangat penting Sebagai mencegah terjadinya Tindak Kekerasan Pada perempuan berbasis elektronik. Foto/SINDOnews

JAKARTA – Tingginya perkembangan dan penyebaran Ilmu Pengetahuan informasi dan media sosial (medsos) Merangsang terjadinya Tindak Kekerasan berbasis gender. Karenanya, literasi digital Kelompok sangat penting Sebagai mencegah terjadinya tindakan tersebut.

Sebab Tindak Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik (KSBE) yang merambah Di dunia digital Memiliki dampak yang sama Bersama Tindak Kekerasan seksual yang terjadi Di dunia nyata. Umumnya tindak Tindak Kekerasan tersebut Memiliki niat Sebagai melecehkan korban.

Komnas Perempuan Mengungkapkan, KSBE merupakan salah satu tindak pidana yang cukup memprihatinkan. Adapun pendekatan kejahatan ini berupa cyber grooming, konten ilegal, Kartu Kuning Kepribadian, ancaman penyebaran foto atau video pribadi, pencemaran nama baik, hingga rekrutmen online.

Di kurun waktu Mei 2022 sampai Desember 2023 Komnas Perempuan Merasakan 2.776 laporan Peristiwa Pidana Tindak Kekerasan Di perempuan berbasis elektronik. Sebagai mencegah para pelaku KSBE melancarkan aksinya, para User media sosial harus paham betul Akansegera literasi digital.

Hal itu terungkap Di diskusi Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk “Kupas KSBE Sampai Tuntas” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) secara daring Di Jumat, 6 September 2024.

Diskusi ini digelar Bersama harapan Kelompok dapat Mengharapkan celah-celah terjadinya KSBE. Tak hanya itu, Kelompok juga Meningkatkan etika dan tanggung jawab Di penggunaan Ilmu Pengetahuan digital sekaligus mengingatkan Kelompok Pada pentingnya literasi digital.

Berdasarkan catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sebanyak 679 KSBE menimpa anak Indonesia terutama anak perempuan.

Konten Kreator Siklus Indonesia Putri Khatulistiwa menyebut hal ini sudah masuk level darurat mengingat anak dan perempuan merupakan kategori yang rentan. “Situasi ini Menunjukkan urgensi yang Meningkatkan upaya Pra-Penanganan dan penanganan KSBE. Sebab anak perempuan lebih rentan,” ujarnya, Sabtu (7/9/2024).

Senada, Koordinator Divisi Konten Kreatif Siberkreasi Oktora Irahadi menyebut tidak hanya perempuan, KSBE juga bisa saja menimpa laki-laki. Biasanya pelaku KSBE yang menyasar laki-laki bertujuan Sebagai melakukan tindak Kejahatan Finansial dan pemerasan. Itu sebabnya, laki-laki juga harus waspada jika ada tanda-tanda tindak KSBE Di media sosial seperti pesan singkat Bersama orang tak dikenal, atau tautan website yang mencurigakan.

“Yang ada Di ini hanya pindah saja Bersama offline menjadi online. Karena Itu Di dasarnya semua sudah ada Sebelum zaman dulu. Tidak hanya cewek, cowok juga harusnya sadar bahwa banyak hal yang berbahaya KSBE,” ujar Oktora.

Selain mencegah Bersama cara Meningkatkan literasi digital, Kelompok juga diimbau Sebagai berani berbicara dan melaporkan kepada pihak berwajib jika Merasakan KSBE. Pasalnya, menuruti ancaman pelaku tindakan tak bermoral tersebut hanya Akansegera membuat Protes kejahatan ini terjadi secara berlarut-larut.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Peristiwa Pidana Tindak Kekerasan Pada Perempuan Di Media Sosial Memprihatinkan