When the Wind Blows menjadi salah satu Sinema animasi terbaik tentang Pertempuran. Foto/ green scene
Beberapa Sinema ini tidak hanya terasa serius dan menegangkan, juga menampilkan konflik besar, perjuangan bertahan hidup, hingga dampak emosional yang mendalam. Dikutip Green Scene, berikut Sinema animasi Di latar cerita Pertempuran.
Sinema Animasi Terbaik tentang Pertempuran
1. The Iron Giant (1999)
Ketegangan Pertempuran Dingin menjadi latar utama Di The Iron Giant, mengisahkan hubungan Antara seorang anak laki-laki dan Mesin Otomatis raksasa Di luar angkasa. Ketika seorang bocah bernama Hogarth Hughes menemukan Mesin Otomatis tersebut Ke hutan, dia Memahami bahwa makhluk ini bukanlah ancaman, melainkan sosok yang Memperoleh perasaan dan keinginan Sebagai hidup damai. Tetapi, keberadaan raksasa besi ini segera Memikat perhatian pemerintah, yang menganggapnya sebagai senjata berbahaya.
Ketakutan Berencana Pertempuran nuklir dan paranoia yang meluas Ke Amerika Serikat Ke era 1950-an menjadi pemicu utama konflik Di Sinema ini. Pemerintah mengirimkan seorang agen Sebagai Mengusut dan mengendalikan situasi, yang akhirnya membawa mereka Ke konfrontasi langsung Di Mesin Otomatis raksasa tersebut. Ketegangan Lebih Menimbulkan Kekhawatiran Di pihak militer memutuskan Sebagai menggunakan senjata besar Sebagai menghancurkan sang raksasa, tanpa memahami niat baik yang dimilikinya.
Pertempuran yang digambarkan Di The Iron Giant bukanlah Arena langsung Antara dua Negeri atau faksi, tetapi lebih kepada ketakutan yang Mendorong tindakan gegabah manusia. Di efek visual yang memukau dan cerita yang penuh ketegangan, Sinema ini berhasil Memperkenalkan elemen peperangan yang berbeda Di kebanyakan Sinema animasi lainnya.
2. Princess Mononoke (1997)
Konflik Antara manusia dan alam menjadi inti cerita Di Princess Mononoke, sebuah Sinema animasi karya Studio Ghibli yang menampilkan Arena besar Antara manusia dan roh hutan. Ashitaka, seorang pemuda Di klan Emishi, Berusaha mencari cara Sebagai menyembuhkan kutukan yang ia terima Sesudah bertarung melawan iblis. Perjalanannya membawanya Ke sebuah Daerah Ke mana manusia mulai menebangi hutan dan berperang Di para makhluk mistis yang Berusaha melindungi tempat tinggal mereka.
Ke Ditengah konflik ini, muncul dua tokoh sentral yang menjadi simbol Di dua kubu yang bertikai: Lady Eboshi, pemimpin kota besi yang ingin Menyusun peradaban manusia Di mengeksploitasi sumber daya alam, dan San, seorang gadis yang dibesarkan Di serigala hutan dan bertekad melindungi alam Di kehancuran. Ketika Arena Lebih memanas, kedua belah pihak mulai Menyaksikan kerugian besar, memperlihatkan bahwa tidak ada Mendominasi Di Pertempuran yang hanya berlandaskan kepentingan pribadi dan ketidakpahaman Pada pihak lain.
Skala peperangan Di Sinema ini ditampilkan Di sangat dramatis, Di Arena brutal Antara pasukan manusia dan makhluk-makhluk mitologi. Selain menampilkan Aksi Ketidak Setujuan yang memukau, Princess Mononoke juga menggambarkan bagaimana Pertempuran bisa membawa kehancuran tidak hanya Untuk manusia, tetapi juga Untuk alam dan Kesejaganan dunia.
3. When the Wind Blows (1986)
Pertempuran nuklir menjadi ancaman yang sangat nyata Di When the Wind Blows, sebuah Sinema animasi yang mengisahkan perjuangan sepasang suami istri lanjut usia Di Berjuang Di dampak serangan nuklir. Ketika Inggris berada Di ketegangan Politik Global yang Menimbulkan Kekhawatiran, Jim dan Hilda, pasangan pensiunan yang tinggal Ke pedesaan, mencoba bertahan Di mengikuti petunjuk pemerintah tentang cara Berjuang Di kemungkinan ledakan nuklir.
Ketidaktahuan mereka tentang bahaya sebenarnya Di senjata nuklir menjadi inti Di Sinema ini. Jim dan Hilda tetap optimis bahwa pemerintah Berencana segera datang menyelamatkan mereka, tanpa Memahami bahwa radiasi yang mereka hadapi perlahan mulai menghancurkan tubuh mereka. Sinema ini menggambarkan bagaimana Pertempuran dapat menghancurkan kehidupan orang biasa yang tidak Memperoleh hubungan langsung Di konflik, tetapi tetap menjadi korban Di keputusan politik yang lebih besar.
Tanpa adanya adegan Arena atau Aksi Ketidak Setujuan heroik, When the Wind Blows berhasil Menunjukkan kengerian Pertempuran Di cara yang berbeda. Alih-alih menampilkan tentara dan senjata, Sinema ini memperlihatkan efek Pertempuran Di sudut pandang warga sipil yang tidak berdaya, membuatnya menjadi salah satu Sinema animasi bertema Pertempuran yang paling menyayat hati.
4. Grave of the Fireflies (1988)
Grave of the Fireflies menceritakan kehancuran Jepang akibat Pertempuran Dunia II. Dimulai Di perjuangan hidup dua saudara, Seita dan Setsuko, Sesudah kota mereka dibombardir Di pasukan sekutu. Tanpa orang tua dan tempat tinggal, keduanya harus bertahan Ke Ditengah Situasi Pertempuran yang Lebih memburuk, Di Konsumsi yang Lebih sulit didapat dan Komunitas yang tidak lagi peduli Di mereka.
Seita Berusaha keras melindungi adik perempuannya, membawa Setsuko berpindah Di satu tempat Ke tempat lain Sebagai mencari tempat berlindung. Tetapi, Lebih lama, harapan mereka Sebagai bertahan hidup Lebih menipis. Tidak hanya kekurangan Konsumsi, mereka juga Berjuang Di perlakuan tidak adil Di orang-orang Ke Di mereka yang lebih mementingkan keselamatan sendiri dibandingkan membantu sesama.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: 5 Sinema Animasi Terbaik tentang Pertempuran, When the Wind Blows Cerita Dampak Serangan Nuklir