loading…
5 perusahaan yang menjalankan usaha pertambangan nikel Hingga Raja Ampat. FOTO/Nanang Sindo
Bahlil mengatakan pihaknya telah mengerahkan Regu inspektur tambang Sebagai melakukan evaluasi dan verifikasi Hingga lapangan Yang Berhubungan Di Karya penambangan Hingga Daerah tersebut. “Saya juga melihat secara objektif apa sebenarnya yang terjadi dan hasilnya nanti dicek Di Regu saya,” ujar dia Melewati keterangannyam, dikutip Minggu (8/6).
Baca Juga: 10 Seniman Indonesia Serukan Tagar #SaveRajaAmpat, Tuntut Perlindungan Alam Papua Di Tambang Nikel
Di kelima perusahaan yang beroperasi, hanya PT GAG Nikel yang Di ini aktif memproduksi nikel dan berstatus Perjanjian Karya (KK). Perusahaan ini tercatat Memperoleh Daerah izin seluas 13.136 hektar dan terdaftar Hingga Gadget Lunak Mineral One Data Indonesia (MODI) Di Nomor Akte Perizinan 430.K/30/DJB/2017.
PT GAG Nikel merupakan anak usaha PT Aneka Tambang Tbk (Antam), perusahaan pelat merah Indonesia. Awalnya saham mayoritas dimiliki Di Asia Pacific Nickel Pty. Ltd asal Australia, Tetapi Sebelum 2008 seluruh saham telah diakuisisi Antam Supaya perusahaan ini kini sepenuhnya milik BUMN.
Selain PT GAG Nikel, ada PT Anugerah Surya Pratama yang merupakan Pada Di Wanxiang Group, konglomerat nikel asal China. Perusahaan ini juga menjalankan operasi tambang nikel Hingga Raja Ampat, meski detail struktur kepemilikan lokalnya tidak dipublikasikan secara transparan.
PT Kawei Sejahtera Mining adalah perusahaan tambang nikel yang Mutakhir berdiri Di Agustus 2023 dan telah Memperoleh izin usaha pertambangan Di Bupati Raja Ampat. Tetapi, informasi mengenai pemilik atau struktur saham perusahaan ini belum tersedia secara terbuka.
Sambil, PT Mulia Raymond Perkasa yang beroperasi Hingga Pulau Batang Pele dan PT Nurham menjadi dua perusahaan yang masih menjadi misteri. Data publik mengenai kepemilikan, struktur organisasi, maupun Karya mereka sangat terbatas dan belum dapat diverifikasi secara resmi.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: 5 Penguasa Tambang Nikel Hingga Raja Ampat, Ada Konglomerat China, BUMN hingga Perusahaan Hantu